FAKTA UNIK JARING LABA-LABA

Laba-laba memang termasuk salah satu jenis hewan yang sangat berbisa dan berbahaya didunia. Namun terlepas dari itu semua tersimpan sejumlah pelajaran yang dapat kita ambil dari seekor laba-laba. Lalu apa yang istimewa dari laba-laba??? Jika ada yang bertanya seperti demikian tentu jawaban yang terlintas dipikiran kita adalah ” jaringnya”, sekilas memang benar. Keistimewaan seekor laba-laba yakni pada jaringnya yang dapat dibentuk sesuai keinginan dan kebutuhannya. Selain itu juga laba-laba didalam kita suci Al-Qur’an dijadikan nama surah tepatnya Q.S Al- Ankabut.
Masih berkaitan dengan jaring yang dikeluarkan laba-laba terkuak pelajaran bermanfaat bagi kita seorang manusia. Apa itu??? Kisah laba-laba menolong Rasullullah SAW dan Abu Bakar dapat kita jadikan contoh. Ketika Rasullullah SAW dan Abu Bakar bersembunyi didalam gua Tsur dari pengejaran kaum kafir Quraisy. Atas kehendak Tuhan seekor laba-laba membuat jaring-jaring tepat dimulut gua agar kaum Quraisy terkecoh dan beranggapan bahwa gua tersebut tidak mungkin dimasuki oleh seseorang. Bayangkan hanya seekor laba-laba dengan jaringnya yang selembut sutra menolong nyawa sang Rasullullah SAW. Lalu apa yang sudah kita lakukan selaku manusia  yang diberi akal pikiran?? Sudahkah kita menolong sesama mahkluk ciptaan-Nya??? Laba-laba mengajarkan kita untuk saling tolong-menolong tanpa melihat siapa yang akan kita tolong.
Disamping itu juga berkaca pada perilaku laba-laba kita dapat belajar untuk hidup mandiri dalam segala kondisi. Lihat saja bagaimana  laba-laba membangun singgasananya sendiri berupa tenunan jaring-jaring yang membentuk suatu rangkaian. Hal tersebut dilakukan sendiri tanpa bantuan laba-laba lainnya. Disaat nyawanya merasa terancam oleh mangsa, laba-laba dengan tanpa melibatkan yang lain mulai merangkai jaring-jaringnya lagi sebagai proteksi. Hewan sekecil laba-laba bisa membangun rumahnya sendiri tanpa bantuan. Sebuah sifat kemandirian yang layak kita contoh, hal-hal  tergolong pekerjaan berat seperti membangun tempat tinggal bisa dilakukan sendiri apalagi hal-hal yang bersifat ringan, tentu suatu hal mudah. Hidup mandiri bisa dipraktikkan dengan membiasakan diri melakukan pekerjaan tanpa melibatkan pertolongan orang lain. Dengan kata lain, pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan sendiri jangan meminta bantuan pihak lain. Baik itu keluarga, teman sejawat, teman dekat, maupun saudara. Tidak selalu hewan bertindak melawan akal dan pikiran.
LABA-LABA DALAM AL-QURAN
Serangga ini membuat sarangnya yang berbentuk jaring-jaring dari benang sutra (air ludahnya) yang dihasilkan dari perutnya yang juga berfungsi sebagai perangkap mangsa.
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui” (QS. Al-Ankabut :41)
KEISTIMEWAAN
Banyak keistimewaan pada semua tubuh laba-laba yang menjadi bukti bahwa mereka itu diciptakan, antara lain:
  • Sisir-sisir yang berfungsi seperti pabrik tenun,
  • Laboratorium-laboratorium penghasil bahan kimia,
  • Organ-organ pencernaan yang sangat ampuh,
  • Indra yang mampu merasakan getaran yang sangat kecil,
  • Taring yang kuat untuk menyuntikan racun, dan lain-lain.
Melihat semua sifat ini, laba-laba menjadi pengingkar terhadap teori evolusi dan sekali lagi meruntuhkan hipotesis menggelikan yang bernama kejadian kebetulan. Mari kita amati organ-organ laba-laba dan keistimewaan-keistimewaannya.

ANATOMI
(1) Empat pasang kaki
  • Laba-laba memiliki empat pasang kaki yang membuatnya mampu berjalan dan memanjat bahkan pada kondisi yang paling sulit sekalipun. Tiap-tiap kaki terdiri dari tujuh [tiga?] bagian.
  • Pada masing-masing ujung kaki terdapat rambut-rambut yang disebut sebagai “scopula”. Berkat inilah laba-laba dapat berjalan pada dinding atau dalam keadaan terbalik.
(2) cephalothorax
  • Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada (thorax).
  • Kepala dan dada memiliki delapan mata, dua taring bisa dan dua peraba.
(3) opisthosoma
  • Segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma.
  • Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus.
  • Pada ujung perut yang lembut dan elastik terdapat cerat pemintal dan lubang-lubang untuk sistem pernafasan.
INDERA
Mata pada laba-laba umumnya merupakan mata tunggal (mata berlensa tunggal), dan bukan mata majemuk seperti pada serangga. Kebanyakan laba-laba memiliki penglihatan yang tidak begitu baik, tidak dapat membedakan warna, atau hanya sensitif pada gelap dan terang.
Laba-laba penghuni gua bahkan ada yang buta. Perkecualiannya terdapat pada beberapa jenis laba-laba pemburu yang mempunyai penglihatan tajam dan bagus, termasuk dalam mengenali warna.
SPECIES
Sekitar 40.000 spesies laba-laba telah diperkenalkan, dan digolong-golongkan ke dalam 111 suku. Akan tetapi mengingat bahwa hewan ini begitu beragam, banyak di antaranya yang bertubuh amat kecil.
Seringkali tersembunyi di alam, dan bahkan banyak spesimen di museum yang belum terdeskripsi dengan baik, diyakini bahwa kemungkinan ragam jenis laba-laba seluruhnya dapat mencapai 200.000 spesies.
LALU MENGAPA ALLAH MENCIPTAKAN NYA
“Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan-(mu) selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.”
(QS. Luqman, 31: 11)
COBALAH KITA AMATI
1. Laba-laba giat bekerja tak kenal lelah
  • Sewaktu kita sedang menatap interior rumah atau sewaktu terpaku pandang pada sebatang pohon, mungkin ada beberapa laba-laba yang membuat sarang di sana. Kemudian jika tergerak hati kita untuk membersihkan atau mungkin juga iseng untuk merusak sarang laba-laba tersebut. Ternyata laba-laba membuat kembali sarang barunya di tempat yang sama.
  • Melihat perangai laba-laba tadi, mengajarkan kepada kita untuk tidak kenal lelah dan tidak kenal putus asa, seandainya dalam hidup ini kita mengalami kegagalan sehingga tidak mengeluh dan putus asa, bangkit lagi untuk berjuang lebih giat menghadapi dan mengurangi potensi kegagalan yang menghadang.
2. Laba-laba contoh egoisme sektoral
  • Laba-laba dengan filosofi hidupnya hanya berfikir dan berbuat untuk kepentingan dan kesenangan dirinya saja. Dia membuat sarang berupa jaring-jaring untuk memperdaya dan menangkap hewan lain untuk makanannya.
  • Yang dia pikirkan hanya dirinya saja dan dia tidak perduli dengan nasib hewan lainnya. Orang yang berbudaya seperti laba-laba sangat merugikan orang lain dan tidak mensyukuri nikmat yang telah didapatkannya, ia tidak lagi berpikir tentang sekitarnya dan mereka tidak lagi membutuhkan berpikir apa, siapa, kapan, dan di mana.
  • Apa yang ia pikirkan hanyalah untuk kepentingan dan kesenangan pribadi.
3. Jaring Laba-laba contoh model Networking Management
  • Sistem jaring-jaring rancang bangun sarang laba-laba mengilhami manusia untuk membangun Networking Multilevel Marketing dan strategi militer.
  • Networking Multilevel Marketing mengambil i’tibar dari dari laba-laba karena sarang laba-laba identik dengan jaring-jaring keagenan (jaringan pemasaran) yang menyatu dan saling menguatkan satu sama-lainnya.
  • Strategi militer juga mengadopsi prinsip jaring laba-laba (spidernet). Pemimpin berada di tengah atau pusat organisasi jaringnya. Apabila ada hambatan, ancaman dan gangguan terhadap eksistensi organisasinya, getaran dari si pembuat masalah terasa sampai kepada sang pemimpin yang selanjutnya turun langsung menuju pusat gangguan untuk mengamati seberapa besar masalah yang ada dan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
4. Laba-laba contoh model Kepribadian Mudah Panik/Kalang-kabut
  • Naluri laba-laba menganggap bahwa hewan lain selain dirinya adalah musuh sekaligus mangsa untuk makanan dirinya.
  • Begitu ada hewan lain yang mendekat ke sarangnya dia terlihat pontang-panting panik bergerak ke segala arah.
  • Orang yang menganggap orang lain sebagai pesaing bagi target/cita-cita pribadinya dan bukan sebagai mitra kerja, akan selalu dalam posisi khawatir orang lain akan mengganggu keberhasilan pencapaian target/cita-citanya.
5. Jaring Laba-laba Indah Tapi Rapuh
  • Allah menjadikan laba-laba sebagai contoh dalam Al Qur’an, bukan karena laba-laba binatang yang istimewa sepertihalnya semut atau lebah, melainkan karena laba-laba merupakan binatang yang lemah dan bodoh.
  • Laba-laba membuat sarang (rumah) yang terbuat dari benang halus untuk melindungi dirinya dari panas dan dingin serta untuk menolak penderitaan bagi dirinya.

Kekuatan dan keistimewaan Jaring Laba-Laba

kekuatan serat benang laba-laba dapat  menjadi senjata alamiah yang diandalkan seekor laba-laba guna menjerat mangsanya, ternyata memang menjadi fenomena yang menarik bagi kalangan yang serius yakni para peneliti. Seperti yang diungkapkan dalam proceeding the National Academy of Sciences AS yang dipublikasikan Juni, pihak Angkatan Darat AS yang bekerja sama dengan peneliti dari Universitas California Santa Barbara ternyata tengah meneliti kekuatan serat benang laba-laba ( spider dragline silk ) karena tertarik untuk menggunakan material jerat laba-laba sebagai bahan untuk rompi tahan peluru, baju tempur dan tali temali perlengkapan tempur, dan berbagai kemungkinan lainnya.
Dan memang sekitar satu dekade terakhir ini berbarengan dengan meningkatnya ketertarikan banyak ilmuwan ahli material sciences untuk mendalami riset bidang biomaterial dan biometrik, maka terdapat pertumbuhan yang mencolok dalam studi ilmiah mengenai serat laba-laba berhubung kekaguman ilmuwan atas sifat-sifat mekaniknya yang istimewa
Para peneliti memfokuskan penelitiannya terhadap zat protein yang terkandung dalam serat yang dikeluarkan laba-laba untuk menjerat mangsa yang terperangkap di sarang laba-laba. Molekul protein dalam benang serat laba-laba ternyata sangat kuat dan elastis terhadap tarikan.

Benang jerat tahan ditarik hingga sepanjang 30 sampai 50 kali persen dibanding terhadap panjangnya sebelum menjadi putus. Berdasar proporsi perbandingan itu memperlihatkan bahwa benang serat laba-laba lebih kuat dibanding serat baja. Kekuatannya boleh dikata sebanding dengan Kevlar. Kevlar adalah material fiber komposit mutakhir yang proses pembuatannya amat canggih serta amat mahal sehingga menjadikannya bahkan melebihi ketahanan tarik serat baja .

Helen Hansma, peneliti utama riset dan ajun profesor bidang fisika UC Santa Barbara, mengungkapkan bahwa ternyata benang serat yang dikeluarkan laba-laba merupakan suatu material campuran (composite material ). Ujudnya berupa material gabungan semacam bahan kristal dan sebagian lainnya yang bersifat elastis.

Setiap molekul tunggal memiliki kedua bahan gabungan tersebut. Temuan bahwa benang serat laba-laba merupakan bahan komposit ternyata merupakan hal yang baru dibanding dengan protein lainnya yang berkekuatan daya-tahan terhadap gaya tarik yang sebelumnya telah lebih dahulu banyak diteliti .

Penelitian oleh Universitas California, Santa Barbara memfokuskan diri dalam riset dasar untuk mempelajari bagaimana proses protein mengatur konfigurasi struktur hingga menjadi ujud benang serat laba-laba.


Dengan menggunakan mikroskop atom dan perangkat pengangkat molekul para peneliti berhasil mendapatkan petunjuk yang berharga dari pencitraan gambar ( imaging ) dan pengangkatan molekul protein yang terjadi. Pengamatan ini membantu peneliti guna membuat model mengenai proses seperti apa yang sebenarnya terjadi tatkala materi protein tersebut tengah mengurai bentuk hingga menjadi seutas serat yang kuat sekaligus amat lentur.

Para peneliti mendapatkan gambaran bahwa proses penguraian molekul protein dari lipatan-lipatannya berjalan secara modular. Dalam kejadiannya terdapat ikatan mekanik (bonds) yang terlepas jika sedang menerima beban, untuk kemudian kembali keujud semula sewaktu beban menghilang. Prosesnya mengikuti suatu pola tertentu seperti pola yang banyak terdapat pula pada protein lainnya yang memiliki sifat
berkekuatan daya-tahan terhadap gaya tarik.
Peneliti menemukan bahwa laba-laba adalah ahli nanoteknologi, dengan menggunakan struktur kristal yang unik untuk memberikan sifat-sifat properti yang tidak biasa seperti jaring laba-laba.

Mereka percaya di masa depan mungkin bisa menyalin kecerdikan laba-laba untuk membuat kelas baru dari bahan yang baik yang sangat fleksibel dan kuat serta murah, dengan unsur-unsur biasa. Menurut ilmuwan, secara teoritis, bahkan bisa dibuat dari kayu, jerami atau rami. Bahan berbasis karbon dibuat dengan cara yang sama akan lebih kuat daripada jaring laba-laba.

Jaring laba-laba diketahui bisa membantu mengubah kayu biasa menjadi bahan yang super kuat. Klaim itu dibuat oleh para ilmuwan yang menguraikan rahasia jaring laba-laba, yang bisa lebih kuat dan tak kalah dibandingkan baja.

Kunci utama jaring laba-laba adalah kombinasi kekuatan dan "keuletan" - adalah kemampuan mengendur atau meregang tanpa merusak. Kebanyakan bahan buatan manusia malah sebaliknya, yaitu mengorbankan kekuatan untuk keuletan. Contohnya, keramik, kuat namun rapuh.

Para ilmuwan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge, Amerika Serikat, telah mempelajari sifat-sifat dasar jaring laba-laba dengan menggunakan model komputer untuk mensimulasikan strukturnya. Jaring yang terbuat dari protein termasuk beberapa yang membentuk kristal datar tipis yang disebut beta-sheets.

Para peneliti menemukan bahwa ukuran kristal cukup kritis. Ketika mereka mengukur sekitar tiga nanometer atau sepertigajuta milimeter, jaring ultra-kuat dan ulet. Tetapi jika kristal bertambah sampai lima nanometer justru material menjadi lemah dan rapuh. Hal ini cocok dengan apa yang para ilmuwan ketahui mengenai nanomaterials.

Partikel dan serat pada skala kecil ini sering mendapatkan sifat-sifat yang tidak biasa yang tidak hadir ketika bahan yang sama ada yang lebih besar. Ilmuwan mengatakan, jaring laba-laba itu kuat meskipun komponen-komponennya terhubung dengan hidrogen yang secara alami ikatan kimianya lemah.


© FRONEXTON™‖Science One
The World Inspiring Your Innovation



 

10 Kemampuan Indigo yang Bisa Dipelajari dan Dimiliki Semua Orang


1.Telepati
Telepati adalah kemampuan membaca pikiran dan perasaan manusia atau makhluk lain sering dihubungkan dengan cakra mata ketiga. Cakra adalah semacam lubang hitam (black hole) pada jiwa kita yang posisinya terletak di depan kepala (dahi). Enam kemampuan setelah ini juga mengandalkan kekuatan cakra ketiga.

Mata ketiga tersebut pada tubuh kita terletak di otak bagian depan. Secara fisik berupa ujung-ujung syaraf di kulit luar otak yang berperan sebagai sensor gelombang yang datang.

Setiap kali orang berpikir dan beremosi, maka otak akan memancarkan gelombangnya. Gelombang berfrekuensi rendah ini merembet dan memantul ke sana kemari dengan kecepatan cahaya, kemudian diindra oleh sensor di otak orang indigo dan diolah di otak untuk diubah menjadi sebuah gambaran.

Kemampuan membaca pikiran dan perasaan menangkap gelombang dimiliki hampir semua orang Indigo, termasuk juga anak-anak Indigo yang masih bayi. Sedangkan kemampuan berkomunikasi jarak jauh mengirim gelombang hanya dimiliki oleh orang Indigo tertentu saja.

2. Klervoyans
Kemampuan untuk melihat kejadian yang sedang berlangsung di tempat lain. Sama seperti pikiran dan perasaan yang memancarkan gelombang, setiap peristiwa di alam juga memancarkan gelombang. Gelombang tersebut dipancarkan oleh setiap makhluk yang terlibat dalam peristiwa itu, bahkan benda mati sekalipun memancarkan gelombang dari gerak elektron pada atom dan getaran molekulnya. Kemampuan ini meliputi juga kemampuan melihat benda-benda yang tersembunyi atau berada di suatu tempat yang tertutup.

3. Prekognision
Hal ini berhubungan dengan kemampuan memprediksi dan membuat peristiwa yang akan terjadi. Memprediksi peristiwa artinya menggambarkan sebuah kejadian yang akan terjadi, sedangkan membuat peristiwa maksudnya menetapkan kejadian yang akan terjadi di masa depan. Kemampuan untuk menetapkan suatu peristiwa di masa depan termasuk kemampuan sulit yang jarang dimiliki oleh orang Indigo secara umum.

Prediksi diperoleh dengan 2 cara, yakni dengan melihat langsung kejadian yang sedang berlangsung di masa depan atau membaca dan menyimpulkan data-data yang ada di masa sekarang dan menyimpulkan sebuah kemungkinan terbesar yang akan terjadi di masa depan.

Cara pertama dilakukan dengan jalan mengembara di dimensi waktu. Rahasianya terletak pada keanehan sifat dimensi waktu. Dimensi waktu tidak berbentuk linier seperti dimensi ruang, tapi berbentukl spiral dengan arah putaran ke dalam dimensi ruang. Anda bayangkan tangga berputar berbentuk spiral di dalam sebuah gedung.

Karena arah putaran spiral, dimensi waktu mengarah ke dalam dimensi ruang, maka pancaran gelombang yang dipancarkan sebuah peristiwa di masa lalu atau masa depan bukan berasal dari luar tubuh, tapi dari dalam tubuh. Meskipun datangnya gelombang dari dalam tubuh diperlukan usaha lebih keras menangkap gelombang ini karena sifat dimensi waktu yang bisa melebar dan menyempit tak terbatas (tidak berhingga). Inilah yang disebut mengembara di dimensi waktu.

Namun di dalam dimensi waktu terdapat sebuah jalan pintas, yakni adanya dawai kosmik yang terletak memotong spiral waktu. Anda bayangkan sebuah lift yang memotong tegak lurus arah putaran tangga spiral tadi. Perjalanan dengan menggunakan lift pasti lebih cepat dibandingkan dengan menuruni tanggal berjalan berputar.

Pada prakteknya, mengembara di dimensi waktu bagi seorang Indigo cukup dengan konsentrasi dan membayangkan suatu waktu (Tahun, bulan, tanggal, atau jam) tertentu, gambarannya bisa berupa kalender dan sebuah jam, dan melihat apa yang terjadi pada saat itu. Akan lebih mudah kalau ada orang/saksi yang diketahui terlibat pada peristiwa itu.

4. Retrokognision
Berhubungan dengan kemampuan melihat dan membuat peristiwa di masa lampau. Yang dimaksud dengan kemampuan membuat peristiwa adalah menetapkan suatu kejadian di masa lampau dan itu berpengaruh kepada masa sekarang. Hal ini juga berhubungan dengan spiral dimensi waktu. Kemampuan ini sangat jarang dimiliki oleh orang Indigo karena jarang dipergunakan.

Yang umum dilakukan oleh orang Indigo adalah melihat kejadian di masa lalu untuk menjelaskan suatu keadaan yang ada di masa sekarang. Biasanya yang dicari adalah sebab-sebab suatu kejadian, siapakah orang-orang yang terlibat dan bagaimana proses terjadinya.

5. Mediumship
Orang Indigo mempunyai kemampuan untuk menggunakan rohnya dan roh orang atau makhluk lain sebagai medium. Orang Indigo mampu berkomunikasi dengan roh untuk menggali informasi.

Roh adalah gumpalan energi hidup yang berstruktur (badan, kepala dan anggota badan roh). Roh menyimpan kenangan seperti halnya tubuh manusia dengan otaknya. Kenangan yang direkam oleh roh berasal dari pengetahuan dasar yang bersifat idealis dan sudah ada sebelumnya, serta pengalaman yang bersifat realistis hasil perjalanan selama hidup bersama tubuh. Melihat makhluk dan berkomunikasi dengan makhluk lain yang tidak terlihat tapi berada di dimensi kita termasuk dalam kemampuan ini.

6. Psikometri
Bermakna kemampuan menggali informasi dan berkomunikasi dengan objek apa pun. Hal ini dimungkinkan karena setiap benda terdiri dari susunan atom yang membentuk molekul. Molekul pada benda padat, gas atau cair bergetar dan getarannya menghasilkan gelombang. Molekul dan atom itu juga dapat menyimpan rekaman suatu peristiwa. Rekaman ini bisa digali dan dibaca.

7. Sugesti hipnosis
Orang Indigo yang tidak belajar hipnosis bisa menghipnosis dengan kemampuan telepatinya. Walaupun proses sugestinya berjalan lamban namun bersifat permanen dan bisa diwariskan. Contoh adalah hasil sugesti hipnosis yang dilakukan orang-orang Indigo seperti para Rasul, Nabi, dan orang suci lainnya. Pengaruh mereka masih terus berbekas hingga sekarang.

8. Analitik
Kecerdasan (IQ) orang Indigo rata-rata di atas 120. Kelebihan dari orang biasa adalah kemampuan analisa data secara cepat, luas dan kontinyu. Data-data yang tersebar dan acak akan dikumpulkan dan saling dihubungkan dengan cepat. Sebuah kesimpulan atau jawaban atas sebuah pertanyaan atau permasalahan bisa diperoleh oleh seorang Indigo hanya dalam waktu beberapa detik, terutama yang berhubungan dengan analisa kejadian alam. Kemungkinan ini berhubungan dengan kapasitas dan kemampuan proses di otak yang lebih besar dari orang umum.

9. Telekinetik
Telekinetik artinya menggerakkan benda dari jarak jauh. Pada umumnya berhubungan kuat dengan kemampuan telepati seperti sugesti hipnosis. Merubah perilaku orang lain dengan mengubah susunan genetik pada spiral DNA dan menggerakkan sel, kelenjar atau organ tubuh dalam sistem metabolisme tubuh. Kemampuan untuk menggerakkan benda dengan massa besar tidak umum dimiliki oleh orang-orang Indigo.

10. Komunikasi dengan Tuhan
Kemampuan ini berhubungan dengan cakra mahkota pada bagian atas kepala yang merupakan pintu komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Cakra ini pada orang Indigo berwarna ungu yang sangat kuat terutama pada saat terjadi koneksi dengan Sang Sumber. Hubungan dengan makhluk-makhluk suci seperti malaikat dan dimensi lain yang lebih tinggi, juga terjadi di cakra ini.

kemampuan tidak umum ini tidak semuanya dimiliki oleh semua orang Indigo. Namun apabila terus dilatih, semua kemampuan akan bisa dimiliki, karena pada dasarnya hal itu sudah ada pada setiap Indigo. Untuk orang yang bukan Indigo, kemampuan ini juga bisa diperoleh dengan latihan keras dan disiplin, namun seringkali hambatannya juga sangat besar.


 

Teori Relativitas Einstein

Teori relativitas Albert Einstein adalah sebutan untuk kumpulan dua teori fisika: "relativitas umum" dan "relativitas khusus". Kedua teori ini diciptakan untuk menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetik tidak sesuai dengan teori gerakan Newton.
Gelombang elektromagnetik dibuktikan bergerak pada kecepatan yang konstan, tanpa dipengaruhi gerakan sang pengamat. Inti pemikiran dari kedua teori ini adalah bahwa dua pengamat yang bergerak relatif terhadap masing-masing akan mendapatkan waktu dan interval ruang yang berbeda untuk kejadian yang sama, namun isi hukum fisika akan terlihat sama oleh keduanya.
Relativitas khusus
Tulisan Einstein tahun 1905, "Tentang Elektrodinamika Benda Bergerak", memperkenalkan teori relativitas khusus. Relativitas khusus menunjukkan bahwa jika dua pengamat berada dalam kerangka acuan lembam dan bergerak dengan kecepatan sama relatif terhadap pengamat lain, maka kedua pengamat tersebut tidak dapat melakukan percobaan untuk menentukan apakah mereka bergerak atau diam. Bayangkan ini seperti saat Anda berada di dalam sebuah kapal selam yang bergerak dengan kecepatan tetap. Anda tidak akan dapat mengatakan apakah kapal selam tengah bergerak atau diam. Teori relativitas khusus disandarkan pada postulat bahwa kecepatan cahaya akan sama terhadap semua pengamat yang berada dalam kerangka acuan lembam.
Postulat lain yang mendasari teori relativitas khusus adalah bahwa hukum fisika memiliki bentuk matematis yang sama dalam kerangka acuan lembam manapun. Dalam teori relativitas umum, postulat ini diperluas untuk mencakup tidak hanya kerangka acuan lembam, namun menjadi semua kerangka acuan.
Relativitas umum
Relativitas umum diterbitkan oleh Einstein pada 1916 (disampaikan sebagai satu seri pengajaran di hadapan "Prussian Academy of Science" 25 November 1915). Akan tetapi, seorang matematikawan Jerman David Hilbert menulis dan menyebarluaskan persamaan sejenis sebelum Einstein. Ini tidak menyebabkan tuduhan pemalsuan oleh Einstein, tetapi kemungkinan mereka merupakan para pencipta relativitas umum.

Teori relativitas umum menggantikan hukum gravitasi Newton. Teori ini menggunakan matematika geometri diferensial dan tensor untuk menjelaskan gravitasi. Teori ini memiliki bentuk yang sama bagi seluruh pengamat, baik bagi pengamat yang bergerak dalam kerangka acuan lembam ataupun bagi pengamat yang bergerak dalam kerangka acuan yang dipercepat. Dalam relativitas umum, gravitasi bukan lagi sebuah gaya (seperti dalam Hukum gravitasi Newton) tetapi merupakan konsekuensi dari kelengkungan (curvature) ruang-waktu. Relativitas umum menunjukkan bahwa kelengkungan ruang-waktu ini terjadi akibat kehadiran massa.

BUKTI KEBENARAN TEORI RELATIVITAS EINSTEIN

Dua pemikiran ilmuwan kelahiran Jerman, Albert Einstein tentang teori relativitas telah terbukti kebenarannya oleh misi Gravity Probe B milik NASA. Demikian Majalah Time memberitakan.

“Teori Einstein bertahan,” kata Francis Everitt, kepala penelitian dari Stanford University, California, Amerika Serikat, Rabu (4/5) lalu.

Aspek pertama Einstein yang terbukti adalah efek geodesi atau pembelokan ruang dan waktu di sekitar benda bergravitasi, seperti planet. Sedang aspek kedua terkait “frame dragging”, atau jumlah struktur ruang dan waktu yang terbawa oleh objek berputar.

Dalam perjalanannya mengintari Bumi, pesawat ber-”pelacak bintang” itu mengikuti sebuah bintang bernama IM Pegasi. Jika Einstein benar, arah putaran Gravity Probe B akan berubah sedikit demi sedikit akibat massa dan rotasi Bumi. Namun jika efek geodesi dan frame dragging tidak ada, pelacak bintang akan terkunci dengan bintang itu selamanya.

Everitt menganalogikan efek ini dengan bola berotasi di dalam madu. “Madu dan benda-benda yang juga berada di dalam madu akan terseret,” jelas Everitt.


Gravity Probe B spacecraft.
nasa.gov
Benar saja, tim peneliti NASA menemukan ada perubahan orientasi sekitar 6.600 miliarcsecond setahun, sama dengan lebar sehelai rambut manusia dilihat dari jarak 16 kilometer.

Perbedaan sekecil ini, mungkin adalah “sulit” bagi Einstein sendiri untuk menjelaskannya. Namun dalam bukunya The Meaning of Relativity, Einstein menuliskan, “Efek frame dragging muncul berdasarkan teori kami, meskipun tingkatannya sangat kecil sehingga pembuktian dengan entah eksperimen laboratorium apa yang harus dilakukan.”

Ahli fisika Clifford Will dari Washington University di St. Louis, terpisah mengatakan, frame dragging berperan dalam memicu ledakan energi dari kuarsa, galaksi yang sangat jauh yang secara aktif berperan dalam lubang hitam.

Mungkin Anda bertanya-tanya: tentang apa sih ini???

Ya, mari kita sederhanakan. Kita telah diajari bahwa hidup kita ini linear alias mendatar. Silakan ingat-ngat kembali ajaran orang tua: kita lahir, hidup di dunia ini, kemudian meninggal. Sederhanya: Ada masa lalu, masa kini dan masa depan. That’s it! begitulah waktu berjalan lurus! tidak demikian menurut Einstein!

Dalam teori Einstein, bahwa waktu bersifat melengkung. Ibaratnya: Ada sebuah bola bowling (kita namakan materi) dan sebuah permadani Persia yang empuk dan tebal (kita namai waktu). Gelindingkan bola bowling itu di atas karpet. Apa yang terjadi? Bola menggelinding melewati bulu-bulu permadani yang “terinjak” bola bowling (melengkung bukan?), kemudian lurus kembali ketika bola itu melewatinya.

Berarti, pemahaman kita terhadap ruang, adalah salah. Ada Ilmu lain yang mendasari ilmu “Bangun ruangâ€
. Ilmu itu adalah ilmu geometrik. Ada baiknya kita ‘mendalami’ ilmu ini untuk mencari factor utama yang menyebabkan kesalahan permanen pemahaman kita terhadap bangun ruang. Ilmu geometri menjelaskan perihal landasan pikir kita mengenai ukuran-ukuran benda di dalam ruang. Ilmu geometri melandasi ilmu bangun ruang.

Intinya, di dalam ilmu geometri, kita hanya diajari oleh ibu guru dan Bapak guru untuk mengukur jarak dua buah titik yang ada di atas kertas, di atas tanah atau di atas suatu benda fisik lainnya. Bukan jarak tempuh gerak kita dari satu titik ke titik lainnya. Padahal, jarak tempuh gerak kita itu adalah jarak yang telah kita pahami sebagai “Ruangâ€
. Ruang akan mengisi waktu!

Einstein telah menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah manusia,
tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya. Begitulah menurut Einstein.

Kemukjizatan Al-Quran Tentang Teori Relativitas

Albert Einstein
REPUBLIKA.CO.ID,  

Dunia sains modern di awal abad ke-20 M dibuat takjub oleh penemuan seorang ilmuwan Jerman bernama Albert Einstein. Fisikawan berkebangsaan Jerman itu pada tahun 1905 memublikasikan teori relativitas khusus (special relativity theory). Satu dasawarsa kemudian, Einstein yang didaulat Majalah Time sebagai tokoh abad XX itu mencetuskan teori relativitas umum (general relativity theory).

Teori relativitas itu dirumuskannya  sebagai E= mc
².  Rumus teori relativitasyang begitu populer itu menyatakan kecepatan cahaya adalah konstan. Teori relativitas khusus yang dilontarkan Einstein berkaitan dengan materi dan cahaya yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi.

Sedangkan, teori relativitas umum menyatakan, setiap benda bermassa menyebabkan ruang-waktu di sekitarnya melengkung (efek geodetic wrap). Melalui kedua teori relativitas itu Einstein menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetis tidak sesuai dengan teori gerakan Newton. Gelombang elektromagnetis dibuktikan bergerak pada kecepatan yang  konstan, tanpa dipengaruhi gerakan sang pengamat.

Inti pemikiran kedua teori tersebut menyatakan dua pengamat yang bergerak relatif terhadap masing-masing akan mendapatkan waktu dan interval ruang yang  berbeda untuk kejadian yang sama.  Meski begitu,isi hukum fisik akan terlihat sama oleh keduanya. Dengan ditemukannya teori relativitas, manusia bisa menjelaskan sifat-sifat materi dan struktur alam semesta.

“Pertamakali saya mendapatkan ide untuk membangun teori relativitas  sekitar tahun lalu 1905. Saya tidak dapat mengatakan secara eksak dari mana ide semacam ini muncul, namun saya yakin ide ini berasal dari masalah optik pada benda-benda yang bergerak,” ungkap Einstein saat menyampaikan kuliah umum di depan mahasiswa Kyoto Imperial University pada 4 Desember 1922.

Benarkah Einstein pencetus teori relativitas pertama? Di Barat sendiri ada yang meragukan bahwa teori relativitas pertama kali ditemukan Einstein. Sebab, Ada yang berpendapat bahwa  Teori relativitas pertama kali diungkapkan oleh Galileo Galilei dalam karyanya bertajuk Dialogue Concerning the World's Two Chief Systems pada tahun 1632.

                                                                            ***

Teori relativitas merupakan revolusi dari ilmu matematika dan fisika. Sejatinya,  1.100 tahun sebelum Einstein mencetuskan teori relativitas, ilmuwan Muslim di abad ke-9 M telah meletakkan dasar-dasar teori relativitas. Adalah saintis dan filosof legendaris  bernama Al-Kindi yang mencetuskan teori itu.

Sesungguhnya tak mengejutkan jika ilmuwan besar sekaliber Al-Kindi telah mencetuskan teori itu pada abad ke-9 M.  Apalagi, ilmuwan kelahiran Kufah tahun 801 M itu pasti sangat menguasai  kitab suci Alquran.  Sebab, tak diragukan lagi jika ayat-ayat Alquran mengandung pengetahuan yang absolut dan selalu menjadi kunci tabir misteri yang meliputi alam semesta raya ini.

Aya-ayat Alquran yang begitu menakjubkan inilah yang mendorong para saintis Muslim di era keemasan mampu meletakkan dasar-dasar sains modern. Sayangnya, karya-karya  serta pemikiran para saintis Muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah  ditutup-tutpi dengan cara-cara yang sangat jahat.

Dalam  Al-Falsafa al-Ula,  ilmuwan bernama lengkap Yusuf Ibnu Ishaq Al-Kindi itu telah mengungkapkan dasar-dasar teori relativitas. Sayangnya, sangat sedikit umat Islam yang mengetahuinya. Sehingga, hasil pemikiran yang brilian dari era kekhalifahan Islam itu seperti tenggelam ditelan zaman.

                                                                            ***   

Menurut Al-Kindi, fisik bumi dan seluruh fenomena fisik adalah relatif. Relativitas, kata dia, adalah esensi dari hukum eksistensi. “Waktu, ruang, gerakan, benda semuanya relatif dan tak absolut,” cetus Al-Kindi. Namun, ilmuwan Barat seperti Galileo, Descartes dan Newton menganggap semua fenomena itu sebagai sesuatu yang absolut. Hanya Einstein yang sepaham dengan Al-Kindi.

"Waktu hanya eksis dengan gerakan; benda, dengan gerakan; gerakan, dengan benda,” papar Al-Kindi. Selanjutnya, Al-Kindi berkata,” ... jika ada gerakan, di sana perlu benda; jika ada sebuah benda, di sana perlu gerakan.” Pernyataan Al-Kindi itu menegaskan bahwa seluruh fenomena fisik adalah relatif satu sama lain. Mereka tak independen dan tak juga absolut.

Gagasan yang dilontarkan Al-Kindi itu sangat sama dengan apa yang diungkapkan Einstein dalam teori relativitas umum.  "Sebelum  teori relativitas dicetuskan, fisika klasik selalu menganggap bahwa waktu adalah absolute,” papar Einstein dalam La Relativite. Menurut Einstein, kenyataannya pendapat yang dilontarkan oleh Galileo, Descartes dan Newton itu  tak sesuai dengan definisi waktu yang sebenarnya.

Menurut Al-Kindi,  benda, waktu, gerakan dan ruang tak hanya relatif terhadap satu sama lain, namun juga  ke obyek lainnya dan pengamat yang memantau mereka. Pendapat Al-Kindi itu sama dengan apa yang diungkapkan Einstein.

Dalam  Al-Falsafa al-Ula, Al-Kindi mencontohkan seseorang yang melihat sebuah obyek yang ukurannya lebih kecil atau lebih besar menurut pergerakan vertikal antara bumi dan langit. Jika orang itu naik ke atas langit , dia  melihat pohon-pohon lebih kecil, jika dia  bergerak ke bumi, dia melihat pohon-pohon itu jadi lebih besar.

“Kita tak dapat mengatakan bahwa sesuatu itu kecil atau besar secara absolut. Tetapi kita dapat mengatakan itu lebih kecil atau lebih besar dalam hubungan kepada obyek yang lain,”  tutur Al-Kindi.   Kesimpulan yang sama diungkapkan Einsten sekitar 11 abad setelah  Al-Kindi wafat.

                                                                           ***

Menurut Einstein, tak ada hukum yang absolut dalam pengertian hukum tak terikat pada pengamat. Sebuah hukum, papar dia, harus dibuktikan melalui pengukuran. Al-Kindi  menyatakan, seluruh fenomena fisik, seperti manusia menjadi dirinya adalah relatif dan terbatas.

Meski setiap individu manusia tak terbatas dalam jumlah dan keberlangsungan, mereka terbatas; waktu, gerakan, benda, ruang juga terbatas. Einstein lagi-lagi mengamini pernyataan Al-Kindi yang dilontarkannya pada abad ke-11 M. "Eksistensi dunia ini terbatas, meskipun eksistensi tak terbatas,” papar Einstein.

Dengan teori itu, Al-Kindi tak hanya mencoba menjelaskan seluruh fenomena fisik. Namun, juga dia membuktikan eksistensi Tuhan, karena itu adalah konsekuensi logis dari teorinya. Di akhir hayatnya, Einsten pun mengakui eksistensi Tuhan. Teori relativitas yang diungkapkan kedua ilmuwan berbeda zaman itu itu pada dasarnya sama. Hanya saja,  penjelasan Einstein telah dibuktikan dengan sangat teliti.

Bahkan, teori relativitasnya telah digunakan untuk pengembangan energi, bom atom dan senjata nuklir pemusnah massal. Sedangkan, Al-Kindi mengungkapkan teorinya itu untuk membuktikan eksistensi Tuhan dan Keesaannya.  Sayangnya, pemikiran cemerlang sang saintis Muslim  tentang teori relativitas itu itu tak banyak diketahui.

                                                                          ***

                                                   
Relativitas dalam Al-Quran

Alam semesta raya ini selalu diselimuti misteri. Kitab suci Alquran yang diturunkan kepada umat manusia merupakan kuncinya. Allah SWT telah menjanjikan bahwa Alquran merupakan petunjuk hidup bagi orang-orang yang bertakqwa.  Untuk membuka selimut misteri alam semesta itu, Sang Khalik memerintahkan agar manusia berpikir.

Inilah beberapa ayat Alquran yang membuktikan teori relativitas itu:

".... Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu hitung.” (QS: Al-Hajj:47).

"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Qs: As-Sajdah:5).

"Yang datang dari Allah, yang mempunyai tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.” (QS:70:3-4).

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya. Padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS: An-Naml:88).


"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (QS: 23:122-114)

Karena kebenaran Alquran itu, konon diakhir hayatnya Einsten secara diam-diam juga telah  memeluk agama Islam. Dalam sebuah tulisan, Einstein mengakui kebenaran Alquran. “Alquran bukanlah buku seperti aljabar atau geometri. Namun, Alquran adalah kumpulan aturan yang menuntun umat manusia ke jalan yang benar. Jalan yang tak dapat ditolak para filosof besar,” ungkap Einstein. 

Sifat-Sifat Tuhan Dalam Teori Relativitas Einstein

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Quran Al-Hadiid 3)
Maha Awal, Maha Akhir, Maha Zhahir, Maha Bathin., keempat nama Allah tersebut di dalam Al-Quran memiliki keunikan tersendiri. Pertama, keempat sifat itu hanya terdapat dalam sebuah surat dalam Al-Quran yakni surat 57 ayat 3. Maka jika kita mencari salah satu saja dari keempat sifat di atas dalam surat lain pada Al-Quran, maka kita tidak akan menemukannya. Keunikan kedua, keempat nama tersebut terletak dalam satu rangkaian pada satu surat dan ayat yang sama. Keunikan ketiga, ayat tersebut memiliki penjelasan unik sebagai berikut :Secara bahasa arti dari zhahir adalah muncul, tampak atau jelas, dan istilah bathin berarti tersembunyi. Sedangkan awwal bermakna pertama dan akhir bermakna yang kemudian atau yang terakhir. Karena keempatnya tersemat pada nama Tuhan, maka al-Awwal berarti yang Maha Pertama, al-Akhir berarti yang Maha Akhir, dan dua sifat terakhir bermakna Maha Tampak dan Maha Tersembunyi.
Sekilas kita sedikit dibingungkan oleh pasangan sifat yang seakan kontradiktif ini. Bagaimana mungkin sesuatu memiliki sifat tampak dan tersembunyi sekaligus ? dan bagaimana menjelaskan sifat yang paling awal dan yang paling akhir berada dalam zat yang sama ?
Dalam menjelaskan dua pasang nama Allah yang tampak kontradiktif tersebut, Imam Al-Ghazali melalui karyanya yang berjudul Al-Asma’ Al –Husna Rahasia Nama-Nama Indah Allah, dengan hati-hati menyatakan, bahwa kedua sifat pertama yakni azh-Zhahir dan al-Bathin harus difahami secara relatif, Al-Ghazali berpendapat bahwa makna zhahir dan bathin tidak mungkin muncul dalam segi yang sama, namun harus difahami dalam segi yang berbeda. Ia (Allah) disebut bathin jika dilihat dengan alat-alat panca indera, namun zhahir jika disimpulkan dengan akal budi. Untuk menjelaskan hal ini Al-Ghazali menggunakan sebuah perumpanaan berikut :
“Jika anda perhatilan sepatah kata yang ditulis oleh seorang penulis yang luas pengetahuannya, Kompeten, mampu mendengar dan melihat dan kemudian anda terpesona dengan tulisan itu, maka anda berkeyakinan bahwa penulisnya mestilah ada, dan tidak mungkin tulisan tersebut terjadi dengan sendirinya”, begitulah Allah, menurut Al-Ghazali. Ia tidak kita lihat melalui indra kita, Namun melalui karyanya kita dapat menyimpulkan keberadaan-Nya.
Demikian pula ketika Al-Ghazali menguraikan makna al-Awwal dan al-Akhir, beliau menuliskan bahwa pada dasarnya kedua sifat tersebut harus difahami dalam segi yang berbeda, dan mustahil terjadi kedua sifat tersebut pada segi yang sama : Allah adalah awal, Yang Pertama, dalam kaitannya dengan keberadaan-Nya terhadap alam semesta ini dan seluruh makhluk-Nya, dan Dia adalah al-Akhir, Yang Terakhir, dalam kaitannya dengan perjalanan waktu.

Mungkin sebuah “kebetulan”, bahwa ketika pada tahun 1905 Albert Einstein menguncang dunia ilmiah melalui Teori Relativitasnya, ia menjelaskan pengaruh dari teori tersebut pada tiga besaran fisika, yaitu pada : relativisme waktu, berkaitan dengan umur benda, relativisme massa, berkaitan dengan eksistensi benda, sebab sesuatu disebut ada jika ia memiliki massa atau memiliki energi. Kemudian relativisme jarak, berkaitan dengan visual atau penglihatan.
Inti dari relativitas khusus adalah bahwa boleh jadi dua orang (atau lebih) yang mengukur waktu (dalam arti umur), massa dan jarak sebuah benda yang sama akan mendapatkan hasil yang tampak amat berbeda satu sama lain. Hal tersebut bukan disebabkan oleh perbedaan jenis atau kemampuan presisi dan akurasi alat ukurnya, namun karena memang seperti itulah adanya, tampak berbeda, bergantung keadaan si pengukur.
Einstein kemudian menambahkan dalam postulatnya, bahwa tidak ada benda di alam semesta ini yang kelajuannya melebihi kelajuan cahaya 3 x 10 m/s, sebab jika ini terjadi, maka sebagai dampak dari rumusan relativitas-khususnya, benda tersebut akan : pertama, tidak memiliki dimensi waktu, sebab waktu tidak lagi memiliki definisi matematis atau tak-hingga, tidak memiliki awal dan tak memiliki akhir. Kedua, benda tersebut akan memiliki massa yang teramat besar, sehingga tak bisa diwakili oleh angka sebesar apapun. Dan ketiga, Benda tersebut tak akan terlihat, sebab besaran seperti panjang, luas dan volume bernilai 0. Hal ini berarti tidak semua yang tak terlihat itu tidak ada.
Sehingga, seandainya ada benda yang melebihi cahaya (kelajuannya), maka bisa kita katakan benda tersebut tak berawal dan tak berakhir, berwujud (eksis) namun tak terlihat. Mari kita simak sebuah ayat al-Quran berikut :
“Allah cahaya langit dan bumi… Cahaya di atas cahaya , Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (an-Nuur 35). Allah selalu mensifati kekuasaannya pada cahaya, bahkan cahaya di atas cahaya. Setelah sekian abad kemudian, kita baru menyadari bahwa jika sesuatu berada “di atas” cahaya, maka seperti inilah sifatnya : Maha Awwal, Maha Akhir, Maha Tampak dan Maha Tersembunyi. Maka Ia adalah Allah, sang cahaya di atas cahaya.

Imam Al-Ghazali memang benar bahwa Allah Maha Awal dalam satu segi dan Maha Akhir dalam segi lain, namun lebih tepat jika kita katakan Allah tak terbatas dimensi waktu, Ia tidak berawal dan tidak berakhir menurut definisi makhluknya.
Al-Ghazali juga benar bahwa Allah memiliki sifat tampak melalui penyimpulan akal dan hati, sedangakan Allah bersifat tak tampak melalui panca indera dan rasionalitas. Namun lebih dari itu, Allah memang “eksis”, bahkan Maha Eksis baik secara
rasio maupun secara akal-budi, dan Ia pun tak-tampak, baik melalui pemikiran rasional maupun lewat penyimpulan akal-budi.